Kaleng Rombeng
Aku terbangun di pojokan ruangan sempit dan gelap ini.
Aku ingat ketika badanku dibongkar dan hati ayahku direnggut dariku.
Aku hanya tak tahu harus merasa apa tentang hal itu.
Aku tak bisa merasakan apa-apa. Haruskah aku berterimakasih pada pria raksasa yang melakukannya padaku? Atau bagaimana?
Tapi aku tahu bahwa aku tidak seharusnya berada di sini. Sudah saatnya aku mencoba keluar dari sini. Ternyata mudah, karena kegelapan memang bukan musuhku dari dulu. Ayahku membuatku untuk siap dalam segala situasi. Seandainya saja aku sedikit lebih kuat dari pria raksasa itu.
Klik!
Aku berhasil keluar dari gudang sempit tadi. Dan baru kusadari, ternyata banyak persendianku yang melonggar. Mungkin niatnya aku mau dicopot-copot. Tapi sepertinya mereka tidak kenal ayahku...hihihi... Ayahku pernah membuat sebuah dongkrak yang bisa dipakai untuk memindahkan jembatan. Luar biasa bukan?
Sekarang aku melewati lorong gelap dengan satu ruangan yang menyala tepat sebelum ada pintu besar. Menurut hasil pindaiku, akan ada tangga memutar ke atas. Perlahan-lahan aku harus berjalan, karena bunyi berderik dari badanku ini bisa membangunkan siapa pun yang mendengarnya.
Ketika aku melewati ruangan yang menyala itu, kulihat si pria raksasa itu sedang memperbaiki posisi kaki nyonya berkaki robot.
Hei. Aku ingat nyonya itu! Dialah yang membawa para polisi dan memisahkanku dengan ayahku!
"Siapa itu?!?", suara nyonya kaki robot berteriak sambil mengambil selimut.
Aku pun berlari terseok-seok, tidak perduli lagi dengan suaranya yang bagaikan hiasan di belakang mobil orang yang baru menikah.
"Huff! Huff!", terdengar suara nafas si raksasa yang mengejarku dengan hanya mengenakan celana. Lucu juga, persis banteng yang kulihat di kartun-kartun.
Tiba-tiba, aku teringat pesan ayahku sebelum kami berpisah ,"cari Bentley! Selamatkan diri kalian!"
Entah itu pesan yang baru "kuingat, atau pesan yang baru "kuterima"? Sebagai sebuah autonom, hal itu kadang membingungkanku. Tapi bukan sekarang waktunya untuk bingung. Sekarang waktunya inisiatif!
Aku melihat daerah yang sulit dilalui manusia di balik kaca ini. Dan dari ketinggian ini, seorang manusia bahkan si raksasa pun akan mati. Lalu aku melesat menembus kaca... menembus kebebasan!
-Despacibot-
Aku ingat ketika badanku dibongkar dan hati ayahku direnggut dariku.
Aku hanya tak tahu harus merasa apa tentang hal itu.
Aku tak bisa merasakan apa-apa. Haruskah aku berterimakasih pada pria raksasa yang melakukannya padaku? Atau bagaimana?
Tapi aku tahu bahwa aku tidak seharusnya berada di sini. Sudah saatnya aku mencoba keluar dari sini. Ternyata mudah, karena kegelapan memang bukan musuhku dari dulu. Ayahku membuatku untuk siap dalam segala situasi. Seandainya saja aku sedikit lebih kuat dari pria raksasa itu.
Klik!
Aku berhasil keluar dari gudang sempit tadi. Dan baru kusadari, ternyata banyak persendianku yang melonggar. Mungkin niatnya aku mau dicopot-copot. Tapi sepertinya mereka tidak kenal ayahku...hihihi... Ayahku pernah membuat sebuah dongkrak yang bisa dipakai untuk memindahkan jembatan. Luar biasa bukan?
Sekarang aku melewati lorong gelap dengan satu ruangan yang menyala tepat sebelum ada pintu besar. Menurut hasil pindaiku, akan ada tangga memutar ke atas. Perlahan-lahan aku harus berjalan, karena bunyi berderik dari badanku ini bisa membangunkan siapa pun yang mendengarnya.
Ketika aku melewati ruangan yang menyala itu, kulihat si pria raksasa itu sedang memperbaiki posisi kaki nyonya berkaki robot.
Hei. Aku ingat nyonya itu! Dialah yang membawa para polisi dan memisahkanku dengan ayahku!
"Siapa itu?!?", suara nyonya kaki robot berteriak sambil mengambil selimut.
Aku pun berlari terseok-seok, tidak perduli lagi dengan suaranya yang bagaikan hiasan di belakang mobil orang yang baru menikah.
"Huff! Huff!", terdengar suara nafas si raksasa yang mengejarku dengan hanya mengenakan celana. Lucu juga, persis banteng yang kulihat di kartun-kartun.
Tiba-tiba, aku teringat pesan ayahku sebelum kami berpisah ,"cari Bentley! Selamatkan diri kalian!"
Entah itu pesan yang baru "kuingat, atau pesan yang baru "kuterima"? Sebagai sebuah autonom, hal itu kadang membingungkanku. Tapi bukan sekarang waktunya untuk bingung. Sekarang waktunya inisiatif!
Aku melihat daerah yang sulit dilalui manusia di balik kaca ini. Dan dari ketinggian ini, seorang manusia bahkan si raksasa pun akan mati. Lalu aku melesat menembus kaca... menembus kebebasan!
-Despacibot-