Sumpek
Aku memasuki ruang ini.
Tempat paling tidak terurus di seluruh tempat ini.
Kotor, tidak terjangkau hembusan AC dan bocoran air di mana-mana.
Seandainya orang tidak langsung melihat tempat ini, belum tentu mereka menyadari bahwa ini adalah bagian dari sebuah perkantoran elit di pusat kota.
Seperti biasa, seseorang telah menungguku di tengah ruangan ini.
Berbeda-beda respon mereka begitu tahu orang yang mereka tunggu sudah datang.
Yang sekarang, tidak banyak bertanya. Bahkan melihat mataku pun tidak.
Biasanya mereka sudah siap dengan apa yang akan dibahas. Tapi beberapa justru cuma ngotot mengatakan hal yang sama berulang-ulang seolah aku adalah orang yang perlu mereka yakinkan.
Mereka salah.
Aku masuk ke sini sudah dengan satu perintah.
Lalu kuambil kunci roda favoritku dan menghampiri Si Tua Mogrid yang masih terikat di kursinya.
-Barel-
Tempat paling tidak terurus di seluruh tempat ini.
Kotor, tidak terjangkau hembusan AC dan bocoran air di mana-mana.
Seandainya orang tidak langsung melihat tempat ini, belum tentu mereka menyadari bahwa ini adalah bagian dari sebuah perkantoran elit di pusat kota.
Seperti biasa, seseorang telah menungguku di tengah ruangan ini.
Berbeda-beda respon mereka begitu tahu orang yang mereka tunggu sudah datang.
Yang sekarang, tidak banyak bertanya. Bahkan melihat mataku pun tidak.
Biasanya mereka sudah siap dengan apa yang akan dibahas. Tapi beberapa justru cuma ngotot mengatakan hal yang sama berulang-ulang seolah aku adalah orang yang perlu mereka yakinkan.
Mereka salah.
Aku masuk ke sini sudah dengan satu perintah.
Lalu kuambil kunci roda favoritku dan menghampiri Si Tua Mogrid yang masih terikat di kursinya.
-Barel-